Jadilah anda seseorang yang peduli terhadap global warming (klik disini)
Orang Pintar Pilih Biosolar
JAKARTA, KCM--Apa persamaan antara Biosolar Pertamina dengan Jamu Sido Muncul? Pertanyaan tersebut dilontarkan Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman pada acara pelepasan mudik bersama PT Sido Muncul di Lapangan Parkir Barat PRJ Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (17/10). Dari sekian banyak pemudik, satu orang beruntung mendapatkan angpao karena jawabannya hampir benar, sama-sama berasal dari tanaman dan bermanfaat untuk kesehatan.
Itulah salah satu bentuk sosialisasi penggunaan bahan bakar terbarukan yang dimanfaatkan Kementrian Ristek dan Pertamina selama musim mudik lebaran tahun ini. Pertamina memberikan 90 ribu liter Biosolar gratis untuk dipakai 600 bus Hiba Utama dan DAMRI yang memberangkatkan pemudik tahun ini.
Lambat tapi pasti, penggunaan Biosolar sebagai bahan bakar alternatif untuk mesin kendaraan bermesin diesel semakin meningkat. Bahan bakar yang diproduksi Pertamina tersebut mencapai 150 ribu liter perhari saat ini.
"Sejauh ini tidak ada keluhan dari masyarakat dengan penggunaan bahan bakar ini," kata Ari H. Soemarno, Direktur Utama Pertamina, saat melepas rombongan mudik bareng bersama Sido Muncul di Lapangan Parkir Kemayoran Jakarta, Rabu (18/10). Sejak diluncurkan 20 Mei 2006, bahan bakar yang lebih ramah lingkungan tersebut telah tersedia di 180-an stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta dan 8 di Surabaya.
Biosolar merupakan campuran solar dengan minyak nabati yang didapatkan dari minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Sebelum dicampurkan minyak kelapa sawit direksikan dengan methanol dan ethanol dengan katalisator NaOH atau KOH untuk menghasilkan fatty acid methyl ester (FAME). Untuk Biosolar jenis B-5 yang dijual saat ini mengandung 5 persen campuran FAME.
"Tahun depan kita targetkan kadarnya meningkat dan sampai 2010 kita harapkan sudah sampai 15 persen," kata Kusmayanto. Sementara masalah volume produksi sangat tergantung kepada pasokan bahan baku. Menurutnya, saat ini sudah ada sekitar 20 perusahaan yang siap memproduksi biodiesel dalam jumlha besar, selain dari kepaa sawit juga dari jarak pagar.
Sebelum dicampurkan, laboratorium pengujian yang dimiliki Pertamina selalu memastikan FAME yang dipakai memenuhi standar spesifikasi yang sudah ditetapkan. Harus dipastikan tidak ada bakteri karena dapat merusak kulaitas bahan bakar saat didistribusikan. Biosolar B5 dapat dipakai pada mesin diesel standar tanpa perlu perubahan atau modifikasi.
Dengan kandungan minyak nabati, BBM menjadi lebih ramah lingkungan. Kepala Divisi BBM Pertamina, Djaelani Sutomo mengatakan Biosolar memiliki angka cetane 51 hingga 55 atau lebih tinggi daripada solar standar yang sekitar 48. Padahal, makin tinggi angka cetane, makin sempurna pembakaran sehingga polusi dapat ditekan. Kerapatan energi pervolume yang diperoleh juga makin besar. Selain itu, campuran FAME menurunkan sulfur sehingga tidak lebih dari 500 ppm.
Harga jual Biosolar sama dengan solar sebesar Rp4300. Jadi, kalau dihadapkan pada dua pilihan, Mieftach tetap memakai solar atau Biosolar, orang pintar akan memilih pakai Biosolar.
0 comment:
Posting Komentar
silahkan entri sepucuk komentar