Bukti menunjukkan bahwa Bumi memasuki sebuah siklus baru badai super.
Para ilmuwan baru-baru ini merilis sebuah berita sensasional, ‘kutub magnet bumi sedang membalik’, dan badai AS adalah salah satu akibat dari perubahan kutub magnetik. Banyak bukti menunjukkan bahwa Bumi akan memasuki siklus baru badai super. Dan badai di Amerika Serikat ini hanyalah merupakan peristiwa awal. Benarkah jaman es baru akan tiba?
Menurut laporan media asing, terdapat bukti baru yang menunjukan bahwa kutub magnet Bumi terombang-ambing tidak menentu, fenomena tersebut berdampak besar terhadap iklim. Mulai dari badai es di Inggris akhir 2010 lalu, badai-banjir awal tahun ini di Australia, hingga badai es yang belum lama ini terjadi di Amerika Serikat. Seluruh cuaca ekstrim ini merupakan penampakan awal bahwa bumi akan memasuki zaman es.
Sejumlah pakar iklim terkemuka mengatakan cuaca abnormal dalam beberapa hari ini mungkin hanya merupakan awal dari pendinginan iklim global. Dalam 20 hingga 30 tahun ke depan, Bumi akan mengalami ‘jaman mikro glasial’.
Pusat Data Salju dan Es di Amerika menunjukkan bahwa sejak 2007, musim panas lautan es Kutub Utara meningkat sebesar 497.000 mil persegi, atau sekitar 26%, sehingga laut menjadi semakin dingin. Bahkan mereka yang paling berkomitmen mendukung teori pemanasan global juga tidak keberatan terhadap teori ini.
Menurut sebuah artikel penelitian yang berjudul ‘perubahan kutub magnet bumi mengarah ke arah gejolak global’, badai baru-baru ini telah berdampak pada 1,5 juta rakyat Amerika Serikat. Di Australia, hujan lebat yang terus menerus menguyur telah mengakibatkan sejumlah ikan hiu harus berenang ke jalanan. Pihak berwenang Australia bahkan mengeluarkan tesis, ‘air hujan yang turun tidak akan pernah habis’, dan mereka berasumsi bahwa curah hujan yang turun akan membuat Australia menjadi sebuah laut pedalaman.
Kecepatan badai Yasi yang melanda Australia lebih dari 300 kilometer per jam. Para peneliti mengatakan bahwa hal tersebut terjadi akibat adanya perubahan kutub magnet bumi, dan kecepatan pusat badai Yasi akan mencapai dua kali lebih cepat pada masa berikutnya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa perubahan medan magnet matahari berdampak pada kutub magnet bumi. Perubahan ini bukan saja berdampak pada medan magnet luar bumi, namun juga mengakibatkan kutub magnet menjadi terombang-ambing, bahkan inti magnet juga bergetar. Akan terjadi perubahan secara alami pada arus laut dan iklim. Riset menemukan bahwa dalam 10 tahun terakhir, inti magnet bumi bergeser sekitar 65 kilometer ke arah timur.
NASA melaporkan bahwa terjadi retakan pada medan magnetik bumi, sehingga mempengaruhi medan angin pada ionosfer dan troposfer. Laporan tersebut juga mengutip sebuah kesimpulan yang bisa menimbulkan kepanikan bahwa badai dahsyat berikutnya mungkin saja dapat melenyapkan sebagian besar wilayah California dari muka Bumi.
Terlebih lagi, beberapa ilmuwan telah menulis pada sejumlah artikel bahwa, semakin banyak bukti menunjukkan medan magnet bumi akan lenyap, setidaknya untuk jangka waktu tertentu. Catatan geologi menunjukkan bahwa seringkali terjadi pembalikan pada kutub magnet bumi--kutub Selatan dan Utara seringkali berubah-ubah silih berganti.
Peristiwa pembalikan ini terjadi setiap 500 ribu tahun sekali, dan proses pembalikan berlangsung sekitar 50.000 tahun. Pembalikan kutub terakhir terjadi sekitar 780.000 tahun yang lalu. Para ilmuwan yakin, bahwa kini terdapat tanda-tanda yang menunjukan akan terjadi sebuah pembalikan baru pada kutub magnet bumi.
Masalah Bumi bukan saja terjadi pada pembalikan kutub magnet, sejumlah besar indikasi menunjukan bahwa sebuah jaman es baru mungkin sedang terjadi. (Erabaru/lim)
0 comment:
Posting Komentar
silahkan entri sepucuk komentar